top of page

Kenapa Analisis Awal Pengolahan Emas Menentukan Untung atau Rugi – 2 Kasus Gagal di Indonesia

  • Gambar penulis: Leend
    Leend
  • 11 jam yang lalu
  • 5 menit membaca
Ilustrasi yang menekankan bahwa pengetahuan dan proses yang tepat sangat menentukan keberhasilan dalam metalurgi dan ekstraksi mineral

Membuka Cerita: Dari Batu Berkilau ke Laporan Kerugian


Bayangkan Anda berdiri di pinggir tambang yang berdebu, matahari terik menyorot tumpukan batuan yang sesekali berkilau keemasan. Tim Anda sudah menyiapkan crusher, grinder, dan bak kimia—semua tampak siap untuk mengubah batu menjadi emas cair. Hasil uji kimia awal menunjukkan emas belasan ppm, sehingga ekspektasi keuntungan pun tinggi.

Namun, setelah beberapa minggu operasi, laporan keuangan justru menunjukkan kerugian yang tidak terduga.


Apa yang berubah?

Masalahnya bukan karena batu tersebut jelek. Dalam banyak kasus di lapangan, kegagalan terjadi karena keputusan diambil tanpa pemahaman yang cukup tentang karakter material—khususnya tentang bagaimana emas berada di dalam batu dan unsur lain apa yang ikut masuk ke proses.


Artikel ini membahas dua contoh nyata dari lokasi pengolahan di Indonesia, yang menunjukkan mengapa analisis awal pengolahan emas di laboratorium sebelum produksi sangat menentukan hasil akhir.


Pelajaran utama dari kedua kasus ini:

  • Berapa banyak emas yang sebenarnya ada

  • Bagaimana emas itu terkunci di dalam mineral

  • Unsur penggangguĀ yang bisa meningkatkan biaya operasional


Tanpa memahami hal-hal ini sejak awal, operasi berisiko mengalami kerugian besar—bahkan ketika kadar emas terlihat menarik.



Contoh 1 – Kadar Emas Menjanjikan, Recovery Sangat Rendah


Ilustrasi pentingnya titik liberasi dan ukuran giling dalam pengolahan emas agar logam dapat terekstraksi secara efisien

Ringkasan kejadian

Sebuah usaha kecil-menengah di Sulawesi Tengah menerima material dengan hasil uji awal menunjukkan emas belasan ppm. Berdasarkan angka tersebut, material dianggap ekonomis dan produksi segera dimulai.


Batuan dihancurkan dan digiling hingga sekitar 180–200 mesh, lalu diproses dengan metode tradisional menggunakan gelundung. Namun setelah seluruh rangkaian selesai, hasilnya mengecewakan: recovery emas hanya sekitar 5–10%. Sebagian besar emas tetap berada di residu, sementara biaya operasional terus berjalan.


Apa penyebabnya?

Masalah utamanya bukan kadar, melainkan karakter emas di dalam batu.


Emas pada material ini:

  • Terikat di dalam mineral hostĀ seperti pirit dan arsenopirit

  • Baru terlepas pada ukuran sekitar 350 mesh

  • Pada ukuran giling yang digunakan, emas masih belum terliberasi


Karena tidak dilakukan analisis liberasi sebelumnya, target giling ditetapkan berdasarkan asumsi, bukan data.


Dampak ekonomi

Akibatnya, operasi mengalami:

  • Biaya energi tinggi untuk crushing dan grinding

  • Penggunaan bahan kimia tanpa hasil sebanding

  • Recovery rendah yang membuat operasi tidak menguntungkan secara ekonomi


Bagaimana ini bisa dicegah? Dampak analisis awal pengolahan emas.

Masalah ini dapat diidentifikasi sejak awal dengan SEM-MLA (Mineral Liberation Analysis). Analisis ini menunjukkan pada ukuran berapa emas mulai terlepas, sehingga target giling dan metode proses bisa ditentukan secara realistis.


Dengan data tersebut, operator dapat:

  • Menyesuaikan ukuran giling

  • Mengubah metode pengolahan

  • Atau memutuskan tidak memproses materialĀ jika risikonya terlalu tinggi


Insight utama

  • Kadar emas tinggi tidak menjamin keuntungan

  • Liberasi emas adalah faktor kunci keberhasilan proses

  • Analisis SEM-MLA sebelum produksi adalah investasi, bukan biaya

  • Dalam beberapa kasus, keputusan terbaik adalah tidak memproses sama sekali


Dengan menempatkan data mineralogi sebagai dasar pengambilan keputusan, perusahaan dapat menghindari kegagalan operasional dan menjaga kelangsungan bisnisnya.



Contoh 2 – Emas Ada, Tapi Tetap Rugi


Ilustrasi penurunan efisiensi sianida yang menyebabkan ekstraksi emas menjadi rendah dalam proses pengolahan

Di Kalimantan Barat, sebuah perusahaan tambang menerima material dengan kandungan emas sekitar 9 ppm. Angka ini terlihat cukup bagus. Banyak lokasi pengolahan akan langsung berpikir, ā€œIni bisa diproses.ā€


Analisis awal memang menunjukkan emas, dan itu menjadi dasar keputusan. Tanpa analisis tambahan, perusahaan memilih proses sianida, metode yang sudah umum dan sering berhasil di banyak tempat.


Di atas kertas, semuanya tampak masuk akal.


Namun begitu operasi berjalan, masalah mulai muncul.

  • Sianida cepat habis

  • Dosis harus terus ditambah

  • Biaya bahan kimia naik tajam

  • Tetapi emas yang keluar tetap sedikit


Mesin harus bekerja lebih lama, konsumsi listrik meningkat, dan beban operasional terus bertambah. Akhirnya menjadi jelas: emas memang ada, tetapi prosesnya tidak bekerja seperti yang diharapkan.


Apa Masalah Sebenarnya?

Masalahnya bukan pada emas itu sendiri, melainkan pada isi batu secara keseluruhan.


Material tersebut mengandung kombinasi unsur yang sangat tidak menguntungkan:

  • Karbon organik / grafit: Menyerap kembali emas yang sudah larut (preg-robbing)

  • Mineral sulfida: Menghabiskan sianida dan oksigen yang dibutuhkan proses

  • Arsenik (As): Membuat permukaan emas sulit bereaksi

  • Tembaga (Cu): Bereaksi dengan sianida tanpa menghasilkan emas


Tanpa mengetahui hal ini sejak awal, proses sianida berjalan seperti menuang air ke ember bocor. Bahan kimia terus dimasukkan, tetapi sebagian besar tidak pernah bekerja untuk emas.


Dampak yang Terjadi di Lapangan

Akibat unsur-unsur ini tidak diketahui sejak awal, operasi mengalami:

  • Biaya operasional yang melonjak

  • Konsumsi sianida jauh di atas perhitungan

  • Waktu operasi lebih panjang

  • Produksi emas rendah

  • Risiko lingkungan dan biaya pengolahan tailings meningkat


Proyek yang awalnya diperkirakan menguntungkan justru berubah menjadi kerugian besar setiap tahun.


Bagaimana Ini Sebenarnya Bisa Dicegah

Semua masalah ini bisa diketahui sebelum produksi dimulaiĀ dengan langkah yang relatif sederhana:

  • Analisis multi-elemenUntuk mengetahui unsur apa saja selain emas

  • Analisis mineralUntuk memahami hubungan emas dengan mineral lain

  • Pengujian laboratorium awalUntuk melihat apakah proses sianida akan boros atau efektif


Dengan informasi ini, perusahaan bisa:

  • Menyesuaikan metode proses

  • Menambahkan perlakuan awal (pre-treatment)

  • Atau mengambil keputusan paling bijak: tidak memproses material tersebut


Pelajaran Penting

  • Emas ada tidak berarti pasti untung

  • Unsur lain di dalam batu bisa membuat biaya meledak

  • Analisis di awal jauh lebih murah daripada gagal di lapangan

  • Dalam beberapa kasus, keputusan terbaik adalah tidak memproses


Dalam pengolahan mineral, pengetahuan di awal menentukan hasil di akhir. Tanpa analisis yang cukup, keputusan bukan strategi — melainkan judi.



Kesimpulan dari Kedua Contoh

Dua contoh di atas menunjukkan satu hal yang sama:

Masalahnya bukan karena emas tidak ada.Masalahnya karena keputusan dibuat tanpa informasi yang cukup.


Pada contoh pertama, emas tidak keluar karena tidak tahu pada ukuran berapa emas bisa terlepas.Pada contoh kedua, emas tidak keluar karena unsur lain membuat biaya proses meledak.


Keduanya berakhir dengan kerugian operasional, padahal sebenarnya bisa dicegah.


Pelajaran Utama yang Bisa Diambil

  • Kadar emas saja tidak cukupĀ untuk menentukan keberhasilan pengolahan

  • Karakter emas dan isi batu secara keseluruhan sangat menentukan hasil

  • Banyak kegagalan terjadi karena analisis penting dilewati atau salah dipilih

  • Analisis di awal jauh lebih murahĀ daripada mencoba memperbaiki kegagalan di lapangan


Dalam banyak kasus, keputusan terbaik adalah tidak memproses material, dan itu hanya bisa diambil jika datanya lengkap.


Analisis Apa yang Relevan untuk Mencegah Masalah Seperti Ini?


Jika Anda menghadapi situasi serupa, berikut panduan singkatnya:


  1. Ingin tahu ada emas atau logam lain secara praktis?

  2. Ingin tahu semua unsur, termasuk yang sangat kecil atau anomali?

  3. Ingin tahu emas terikat di mineral apa?

  4. Ingin tahu harus digiling sehalus apa agar emas bisa keluar?

  5. Ingin memastikan proses benar-benar bekerja di lapangan?

    • šŸ‘‰ Pengujian Metalurgi – Uji Proses Nyata. Silahkan hubungi kami terkait tema ini.


Catatan Penting

Tidak semua proyek perlu pengujian lengkap. Namun semakin besar skala dan risikonya, semakin penting analisis yang tepat. Analisis laboratorium bukan formalitas. Ia adalah alat pengambil keputusan.

Jika Anda ragu analisis apa yang tepat untuk kondisi Anda, hubungi kami. Kami bantu memilih analisis berdasarkan tujuan Anda, bukan menjual tes yang tidak perlu.

Komentar


stephen-atmpromining-blog.webp

Hallo. Saya Stephen.

 

Saya dan tim saya di ATM Promining™ membantu Anda mendeteksi dan mengolah segala jenis emas. 

​

Silahkan Sign Up agar saya bisa kirim membantu Anda. 

Thanks for registering.

Ahli-Pendeteksian-Emas-ATM-Promining_edited.png

Signup . Kamu juga bisa detektsi emas.

Bersama Promining,
Penambang Saling Maju. 

Promining Tokopedia Shop Logo

Metal Detection Center Indonesia

Promining™ . PT Xpertum Henze Karsa

Jl. Warung Buncit Raya No. 99 RT.7/RW.5, Kalibata Kec. Pancoran Kota Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12790

​

  • Divisi Pengolahan Mineral

  • Divisi Detektor Emas          

​

​Jam Kantor:  

Sen. - Kam. 9.00 – 18.0

Jum. 9.00 - 11.30 dan 13.00 - 18.00

​

Copyright © 2013-2024. All Rights Reserved.

Telpon: 021 7940 016

Whatsapp: 0812 8940 1406

Email: info@tambang.id

​​

Kontak 

Jaminan & Legalitas 

Persyaratan Privasi

Persyaratan dan Ketentuan

Tokopedia Store

  • Youtube
  • LinkedIn
  • Instagram
  • TikTok
  • gbp atm promining
  • Whatsapp
bottom of page