top of page

Data Sains: Dokumentasi Jatuhnya Meteor di Indonesia

banner format. illustration about meteorites falling down to earth during a clear night

Peta hanya menampilkan sebagian kecil dari meteorit yang jatuh di Indonesia, menunjukkan bahwa tidak ada registrasi publik untuk kejadian semacam itu. Sebagai gantinya, Indonesia mengandalkan laporan dari warganya yang menyaksikan jatuhnya meteorit. Oleh karena itu, negara-negara dengan jumlah laporan meteorit tertinggi tidak selalu memiliki jumlah sebenarnya yang terbesar, melainkan karena memiliki infrastruktur komunikasi yang kuat dan lembaga pelaporan yang mapan yang mendorong orang untuk melaporkan temuan atau kejadian tanpa rasa takut. Dalam hal ini, Indonesia harus meningkatkan mekanisme yang ada, karena hanya sekitar 5% dari penampakan meteor yang dilaporkan dengan akurat di negara ini.


Penting untuk mencatat bahwa meskipun Indonesia sering kali menjadi saksi dari jatuhnya meteorit, catatan resminya tidak selalu mencerminkan kejadian sebenarnya secara akurat. Ini menyoroti kebutuhan akan pendekatan yang lebih sistematis dalam mencatat dan memantau kejadian-kejadian langka seperti ini. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat infrastruktur pelaporan, Indonesia dapat memperbaiki pemantauan dan pemahaman tentang fenomena meteorit, yang pada gilirannya dapat membantu dalam pemahaman dan perlindungan terhadap sumber daya alam dan keamanan negara.


Setiap 10 hari, terjadi pendaratan meteor baru di Indonesia. Hal ini mencerminkan frekuensi cukup tinggi dari peristiwa tersebut, yang menunjukkan keberadaan benda langit yang terus-menerus memasuki atmosfer Bumi dan jatuh ke permukaan di berbagai wilayah Indonesia. Oleh karena itu, aktivitas meteorit merupakan fenomena yang signifikan dan terus berlangsung dalam konteks dinamika alam semesta di sekitar kita.



Meteorit yang Ditemukan di Indonesia:


Bandung: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 11,5 kg. Status: Resmi.


Banten: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 629 g. Status: Resmi.


Botohilitano: Terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Massa: 5,8 kg. Status: Resmi.


Cilimus: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 1600 g. Status: Resmi.


Djati-Pengilon: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 166 kg. Status: Resmi.


Glanggang: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 1303 g. Status: Resmi.


Jawa: Terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Massa: 3 g. Status: Diragukan.


Jepara: Terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Massa: 499,5 kg. Status: Resmi.


Jumapalo: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 32,49 kg. Status: Resmi.


Kangean: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 1630 g. Status: Resmi.


Kediri: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 3,3 kg. Status: Resmi.


Kolang: Terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Massa: 2,55 kg. Status: Resmi.


Lovina: Terletak di Bali, Indonesia. Massa: 8,2 kg. Status: Tidak dipercayai.


Madiun: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 400 g. Status: Resmi.


Meester-Cornelis: Terletak di Jakarta, Indonesia. Massa: 24,75 kg. Status: Resmi.


Ngawi: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 1393 g. Status: Resmi.


Prambanan: Terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Massa: 500 kg. Status: Resmi.


Punggur: Terletak di Lampung, Indonesia. Massa: 6,6 kg. Status: Resmi.


Rembang: Terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Massa: 10 kg. Status: Resmi.


Selakopi: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 1590 g. Status: Resmi.


Tambakwatu: Terletak di Jawa Timur, Indonesia. Massa: 10,5 kg. Status: Resmi.


Tjabe: Terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Massa: 20 kg. Status: Resmi.


Tjerebon: Terletak di Jawa Barat, Indonesia. Massa: 16,5 kg. Status: Resmi.

Dapatkan Info Meteor Terbaru.
Daftar Sekarang! 

Terima kasih. Info menyusul.

bottom of page